Mari bersatu untuk memajukan dunia animasi di Indonesia. Himbauan tersebut diucapkan oleh Peni Cameron, Direktur CAM Solutions, pada acara “Pengembangan Animasi: Peluang Bisnis Menuju Ekonomi Kreatif” yang diadakan di gedung 21 Planet Hollywood. Acara tersebut merupakan hasil kerjasama antara Direktorat Telematika, Departemen Perindustrian RI dengan CAM Solutions. CAM Solutions adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kreatif, animasi dan multimedia. Pada acara ini, Peni Cameron menjelaskan mengapa animasi memiliki peluang bisnis yang baik dan masih dapat berkembang pesat di Indonesia. Di awal presentasi, beliau menjelaskan darimana saja para pembuat animasi ini belajar, memang untuk saat ini kebanyakan para animator tersebut berasal dari sekolah-sekolah animasi, baik dari dalam mau pun dari luar negeri. Dengan menggunakan animasi yang dipelajari tersebut, para animator dapat menciptakan karakter yang dapat digunakan untuk menjadi maskot, baik itu untuk produk, department store, eksibisi, dan lain-lain. Hal tersebut dapat menjadi nilai tambah penjualan animasi.
Selain itu, beliau juga menjelaskan beberapa hal yang menjadi pendorong suatu film animasi yang berkualitas. Dimulai dari script yang bagus, kemudian script tersebut pasti akan dibeli oleh studio film dan dari studio film tersebut akan keluar sebuah film yang bermutu. Namun, untuk saat ini beliau masi menyayangkan bahwa penulisan script oleh animator di Indonesia masih kurang, sehingga animasi buatan Indonesia masih belum bisa banyak berkembang.
Selain itu, beliau juga menjelaskan beberapa hal yang menjadi pendorong suatu film animasi yang berkualitas. Dimulai dari script yang bagus, kemudian script tersebut pasti akan dibeli oleh studio film dan dari studio film tersebut akan keluar sebuah film yang bermutu. Namun, untuk saat ini beliau masi menyayangkan bahwa penulisan script oleh animator di Indonesia masih kurang, sehingga animasi buatan Indonesia masih belum bisa banyak berkembang.
Di Indonesia sendiri, terdapat 10 juta orang yang mengakses konten mobile, dua juta orang yang membaca komik. Data-data tersebut menunjukkan masih luasnya peluang seseorang untuk mengembangkan konten animasi.
Selain itu, Peni juga menyarankan agar para animator untuk mengingat budaya kreatif. Dengan mengingat budaya kreatif tersebut, diharapkan tidak ada lagi animator yang lebih suka meminta-minta konsep, apalagi membudayakan plagiat atau menyontek karya orang lain. Setelah mengerjakan animasi tersebut, diharapakan mereka mampu untuk melakukan promosi dan juga marketing yang lebih baik. Di akhir presentasi, Peni tetap mengingatkan kesemua pihak untuk bekerja sama dalam memajukan animasi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar